SELAMAT DATANG DI BLOG PABBSI SEMOGA SUKSES MENYERTAIMU


Jumat, 05 Juli 2013

Hidup sehat Fitness di Bulan Puasa

TIDAK terasa  Ramadan akan datang. Bagi fitness mania yang beragama Islam, pria ataupun wanita, adalah suatu tantangan yang lebih tinggi untuk menjalankan gaya hidup itu. Akibatnya, banyak yang ''cuti'' fitness dan bahkan dari pola makan yang sudah mereka jalankan 11 bulan sebelumnya.

Tantangan sebaiknya menjadi motivasi pembuktian daripada menggunakan bulan Puasa sebagai alasan untuk cuti. Lebih baik hal itu kita manfaatkan untuk menjawab tantangan untuk menjadikan kita muslimin dan muslimah yang lebih kuat dalam beribadah.

Untuk meningkatkan massa otot pada bulan Puasa adalah suatu hal yang sangat menantang. Pola makan 3-6 kali yang fitness mania jalankan sehari-hari kini sudah tidak bisa dilakukan. Risiko katabolisme sudah jelas tidak bisa dihindari sebagai akibat dari perubahan pola makan yang demikian drastis. Terlepas dari rasa percaya diri dan optimisme yang tinggi, kita perlu bersikap realitis bahwa Puasa merupakan bulan untuk setidaknya mempertahankan massa otot yang sudah kita raih selama ini.

Banyak hal-hal positif pada bulan ini saat kita dilatih untuk mengendalikan nafsu makan yang berlebihan, khususnya orang yang berlebihan berat badan. Bulan Puasa juga waktu yang sangat baik untuk fitness mania agar bisa menurunkan beban lemak yang selama ini ''menghiasi'' pipi, perut, lengan, dan pinggul.

Cuti fitness adalah suatu kemunduran dalam kebiasaan. Seperti yang sering kita dengar ungkapan, adalah mudah untuk menjadi lebih buruk tetapi sulit sekali untuk menjadi lebih baik. Kebiasaan latihan yang telah terbentuk baik selama 1, 2, 4, 6, 8, 10, 11 bulan terakhir ini jangan sampai mundur hanya karena kita lemah dan memberikan berbagai alasan. Fitness mania yang sudah pernah menjadikan bulan Puasa sebagai alasan cuti bisa memberikan kesaksian, alangkah sulit bagi mereka untuk kembali melakukannya. Mereka mengalami tantangan dua kali lebih berat. Tantangan berat pertama yang tidak bisa dihindari adalah yang sudah disebutkan, yaitu perubahan pola makan. Tantangan berat kedua adalah perubahan kebiasaan selama satu bulan yang berpotensi sulit diubah kembali. Setidaknya dengan tetap menjalankan latihan fisik, kita hanya menghadapi tantangan yang sama dengan orang lain.

Strategi Diet dan Latihan

Dengan perubahan pola makan, yang perlu kita lakukan adalah menyiasatinya sehingga masih tetap mendukung gaya hidup fitness. Untuk tetap mempertahankan massa otot, gunakan waktu berbuka puasa untuk mengonsumsi karbohidrat dan protein dalam jumlah yang tinggi. Hal itu bertujuan untuk memberi makan otot dan sel-sel tubuh dan menghindari penurunan otot akibat lapar yang berlebihan. Baru kemudian dilanjutkan latihan beban lebih kurang setelah shalat tarawih setelah latihan masukan protein dan karbohidrat lagi. Dan, apabila kita mempunyai suplemen bisa menggunakannya (tentunya suplemen bubuk protein/asam amino).

Satu jam setelah latihan konsumsi lagi meal yang lebih kurang sama dengan waktu berbuka puasa. Saat sahur, konsumsilah makanan yang lebih tinggi kadar serat dan lemaknya. Hal itu untuk menjaga kesehatan dan regularitas pembuangan. Tentu jangan lupa juga untuk mengonsumsi protein solid, seperti daging, ayam, dan ikan. Gunakan waktu lebih kurang 30 menit sebelum berbuka puasa untuk melakukan latihan aerobik ringan, seperti berjalan di treadmill atau bersepeda dengan kondisi hipoglikemi sehingga tubuh kita dengan mudah sekali memanfaatkan sel-sel lemak untuk sumber energi. Segera sesudahnya berbukalah terlebih dulu dengan minuman yang manis. Menurut riset ilmiah, minuman dingin lebih mudah diserap tubuh daripada minuman hangat. Kemudian konsumsikan meal berprotein tinggi dengan komposisi karbohidrat yang tidak terlalu banyak.

Apabila memungkinkan, lakukan sedikit latihan beban di rumah dengan beban tubuh sendiri (latihan kalistenik). Hal itu untuk merangsang otot agar tetap digunakan. Penggunaan otot secara sederhana ini bisa membantu mencegah de-training yang sangat cepat menyebabkan katabolik.

Demikianlah beberapa strategi dasar yang saya uraikan kali ini. Perlu saya tekankan, bulan Puasa justru membantu beberapa tujuan fitness kita.

Ada dua sisi dalam memandang Ramadan dalam kaitannya dengan kegiatan fitness. Sisi pertama, menyerah pada potensi diri dan menggunakan bulan itu sebagai alasan untuk tidak melakukan fitness dan ''sementara'' meninggalkan pola hidup positif yang telah dijalankan selama ini.

Sisi kedua, memandang Puasa sebagai bulan penuh hikmah dari Yang Mahakuasa untuk mengasah iman dan karakter kita agar menjadi lebih kuat dan sekaligus merupakan rida-Nya untuk mengasah fisik kita sehingga lebih mantap dan sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar